Mobil listrik China belakangan ini menjadi favorit baru di pasar Eropa. Dengan harga yang murah dan kualitas yang tidak kalah dengan merek-merek ternama, mobil listrik China berhasil menarik minat konsumen di Benua Biru. Namun, hal ini tentu saja membuat pabrikan mobil Eropa merasa terancam. Mereka khawatir bahwa mobil listrik China akan menguasai pasar dan merugikan industri otomotif lokal.

Untuk itu, Komisi Eropa, lembaga eksekutif Uni Eropa, berencana untuk memberlakukan tarif impor yang tinggi untuk mobil listrik China. Langkah ini dianggap sebagai cara untuk ‘menjegal’ laju mobil listrik China yang dinilai mendapat subsidi dari pemerintahnya. Dengan tarif impor yang tinggi, harga mobil listrik China diharapkan akan menjadi lebih mahal dan kurang kompetitif di pasar Eropa.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengkonfirmasi rencana ini dalam pidato kenegaraannya di Parlemen Eropa pada Rabu (13/9/2024). Ia mengatakan bahwa Eropa terbuka untuk persaingan, tetapi tidak untuk perlombaan menuju titik terendah. Ia juga mengatakan bahwa semua pihak harus berpikir jernih mengenai risiko yang dihadapi terkait hal ini.

Komisi Eropa saat ini tengah melakukan investigasi anti-subsidi terhadap mobil listrik China dan rencananya selesai pada November. Setelah itu barulah diputuskan apakah mobil listrik China akan dikenakan tarif impor guna melindungi produsen mobil lokal. Komisi Eropa juga telah melakukan registrasi impor mobil listrik China sejak Senin (11/3/2024) untuk memantau perkembangan impornya.

Menurut data yang dilansir oleh Carscoops, impor mobil listrik China ke Eropa meningkat 14 persen dari tahun ke tahun sejak investigasi pertama dimulai Oktober. Hal ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang tinggi untuk mobil listrik China di Eropa. Beberapa merek mobil listrik China yang populer di Eropa antara lain adalah BYD, Geely, dan SAIC.

Namun, rencana Komisi Eropa ini mendapat penolakan keras dari pihak China. Kementerian Perdagangan China menyebut rencana ini sebagai tindakan proteksionis yang akan mengganggu dan mendistorsi industri otomotif global dan rantai pasokan, termasuk Eropa. China juga mengancam akan menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China dengan tegas.

Kamar Dagang China untuk Uni Eropa juga mengaku kecewa dengan langkah tersebut dan meyakini bahwa kenaikan tarif impor hanya menggambarkan peningkatan permintaan mobil listrik di Eropa. Mereka juga membantah bahwa mobil listrik China mendapat subsidi dari pemerintah dan mengatakan bahwa keunggulan kompetitif sektor ini bukan disebabkan oleh subsidi.

Analisis dari Eurasia Group memperingatkan bahwa jika Brussel pada akhirnya mengenakan bea masuk terhadap kendaraan listrik China, Beijing kemungkinan akan menerapkan tindakan balasan yang merugikan industri Eropa. Analisis lain mengatakan bahwa penyelidikan ini dapat memperlambat ekspansi kapasitas pemasok baterai China, meskipun langkah tersebut tidak menimbulkan risiko penurunan yang besar bagi karena produsen China dapat beralih ke pasar berkembang lainnya seperti Asia Tenggara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini