Bulan Ramadhan membawa tantangan tersendiri bagi pengendara di kota-kota besar seperti Jakarta. Dengan keinginan kuat untuk berbuka puasa di rumah, banyak pengendara yang terjebak dalam kemacetan parah saat jam pulang kerja. Situasi ini tidak hanya menimbulkan stres, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko keamanan karena pengendara yang terburu-buru.

Menurut Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting, penting bagi pengendara untuk mempertimbangkan kondisi fisik, waktu, dan rute perjalanan mereka. Jusri menyarankan agar pengendara, terutama di kota besar, realistis tentang kemungkinan mereka untuk sampai di rumah tepat waktu untuk berbuka puasa. Jika tidak memungkinkan, lebih baik mencari alternatif lain daripada memaksakan diri yang dapat menambah stres dan bahkan melanggar aturan lalu lintas.

Warga juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kemacetan yang terjadi setiap hari, terutama menjelang bulan Ramadhan. Mereka berharap akan ada solusi yang dapat mengurangi kemacetan, seperti kebijakan kerja dari rumah (WFH) atau penyesuaian jam kerja yang lebih awal, serta pengaturan lalu lintas yang lebih efektif oleh pihak kepolisian.

Kemacetan di bulan Ramadhan bukan hanya masalah waktu dan kenyamanan, tetapi juga tentang kualitas ibadah dan kebersamaan keluarga. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk mencari solusi yang dapat mengurangi kemacetan, sehingga semua orang dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan berkumpul bersama keluarga saat berbuka puasa.

Kompas.com
Detik News

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini