Pada tanggal 2 April 2024, terungkap kasus penggunaan Pertamax oplosan di beberapa SPBU Pertamina berkode 34 di wilayah Jakarta, Tangerang, dan Depok. Pertamax oplosan ini dibuat dengan mencampurkan bahan bakar Pertalite dengan pewarna sehingga warnanya berubah dari hijau ke biru, menyerupai Pertamax asli.

Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang Ahli Bahan Bakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyatakan bahwa pewarna yang digunakan dalam pengoplosan ini spesifikasinya kompatibel dengan bahan bakar. Beliau menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada laporan kerusakan mesin atau ruang bakar yang parah akibat penggunaan pewarna pada bahan bakar. Selama pewarna tersebut kompatibel, tidak akan menimbulkan masalah pada mesin.

Namun, jika pewarna yang digunakan tidak sesuai spesifikasi, hal ini dapat menyebabkan masalah serius. Zat pewarna yang tidak kompatibel dapat menjadi kotoran dalam saluran bahan bakar dan meninggalkan deposit saat dibakar. Deposit ini dapat menyumbat pengabutan dan saluran bahan bakar, mengganggu proses pembakaran mesin. Selain itu, pada komponen fuel pump juga bisa terdeteksi jika pewarna yang digunakan tidak kompatibel karena saringan fuel pump akan meninggalkan bekas warna.

Penggunaan Pertamax oplosan ini tentunya sangat merugikan konsumen dan berpotensi merusak mesin mobil jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan pengetahuan yang memadai tentang kompatibilitas bahan bakar dan pewarna yang digunakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini