Industri otomotif China tengah bergejolak. Perang harga antar produsen mobil, terutama kendaraan listrik dan hybrid, semakin menjadi-jadi. Diskon besar-besaran yang ditawarkan pabrikan mungkin terlihat menggiurkan bagi konsumen, namun di balik itu, tersimpan ancaman serius bagi keberlangsungan industri.
Pemerintah China sendiri telah turun tangan, memanggil para petinggi perusahaan otomotif untuk membahas masalah ini. Mereka menginginkan adanya regulasi mandiri (self-regulation) untuk mengendalikan persaingan harga yang sudah tidak sehat.
Mengapa Pemerintah Turun Tangan?
Penurunan harga yang signifikan memang mendongkrak penjualan. Namun, pemerintah khawatir persaingan yang terlalu agresif ini akan memicu "race to the bottom," di mana produsen terus menurunkan harga tanpa mempedulikan kualitas dan profitabilitas. Jika ini terjadi, inovasi bisa terhambat dan kualitas produk justru menurun.
Regulator pasar di China juga menekankan perlunya penertiban kompetisi yang "involusioner," sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi pasar yang justru merugikan diri sendiri.
Harga Miring, Ancaman Mengintai
Dalam dua tahun terakhir, harga mobil listrik dan hybrid baru di China telah anjlok hingga 19%. Kini, rata-rata harga ritel berada di kisaran 370 jutaan Rupiah. Pertanyaannya, mampukah harga serendah itu bertahan tanpa mengorbankan kualitas, inovasi, dan kesejahteraan industri?
Asosiasi Produsen Mobil China (CAAM) telah memperingatkan bahwa perang harga yang tidak masuk akal dapat memperburuk kompetisi di pasar lokal. Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China (MIIT) bahkan berencana memperketat regulasi untuk mengatasi persaingan yang tidak produktif ini.
Pesimisme di Balik Intervensi Pemerintah
Namun, tidak semua pihak yakin intervensi pemerintah akan membuahkan hasil. He Xiaopeng, CEO Xpeng, salah satu produsen mobil listrik terkemuka di China, justru pesimis perang harga akan mereda. Ia memperkirakan persaingan akan semakin ketat di masa depan seiring dengan bertambahnya jumlah produsen.
"Persaingan akan menjadi lebih intens dalam lima tahun ke depan. Ini baru hidangan pembuka," ujarnya.
Implikasi Jangka Panjang
Perang harga ini bukan hanya soal diskon dan penjualan. Lebih dari itu, ini adalah pertaruhan untuk keberlanjutan industri otomotif China. Jika tidak dikelola dengan baik, perang harga bisa mengancam inovasi, kualitas produk, dan bahkan stabilitas ekonomi.
Konsumen mungkin diuntungkan dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang, dampak negatifnya bisa dirasakan oleh semua pihak, termasuk konsumen itu sendiri. Harga murah bukan segalanya, kualitas dan inovasi juga perlu diperhatikan.