Insiden penodongan pistol yang dilakukan seorang pengemudi mobil berstiker Lalamove di Tol Cipularang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, menggemparkan jagat maya. Namun, tahukah Anda fakta sebenarnya di balik kejadian yang meresahkan ini?

Berdasarkan investigasi mendalam yang dilakukan, terungkap bahwa pengemudi yang melakukan aksi koboi tersebut ternyata sudah tidak aktif lagi sebagai mitra Lalamove sejak bulan Mei. Hal ini diungkapkan secara resmi oleh pihak Lalamove, yang menegaskan bahwa pelaku telah diblokir dari platform mereka sebelum insiden terjadi pada 7 Juni lalu.

"Setelah melakukan investigasi internal, kami mengonfirmasi bahwa akun pengemudi telah diblokir dari platform kami sebelum insiden tersebut terjadi atau sejak Mei dan tidak ada pesanan Lalamove yang sedang berlangsung saat itu," tulis Lalamove dalam keterangan resminya.

Lantas, mengapa pelaku masih menggunakan stiker Lalamove di kendaraannya? Pertanyaan ini masih menjadi misteri. Namun, satu hal yang pasti, Lalamove mengecam keras tindakan pelaku dan menegaskan tidak mentolerir segala bentuk kekerasan.

"Lalamove dengan tegas tidak menoleransi kekerasan dalam bentuk apapun, keselamatan pengguna, mitra pengemudi dan masyarakat adalah prioritas utama kami," tegas pihak Lalamove.

Kronologi kejadian sendiri bermula ketika korban hendak menyalip kendaraan pelaku di Tol Cipularang KM 93 arah Bandung. Pelaku yang tidak terima disalip, kemudian memepet mobil korban dari belakang.

Korban yang merasa terancam, kemudian menepikan kendaraannya. Pelaku pun ikut menepi dan menghampiri korban. Sempat terjadi adu mulut sebelum akhirnya pelaku mengeluarkan benda yang diduga senjata api dan menodongkannya ke arah korban.

Beruntung, korban sigap merekam kejadian tersebut dengan kamera yang telah disiapkannya di dasbor mobil. Video tersebut kemudian viral di media sosial dan memicu kecaman dari warganet.

Polda Jawa Barat sendiri telah mengkonfirmasi kejadian ini dan tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut. Lalamove pun menyatakan siap membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus ini.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Penting untuk selalu mengedepankan sikap saling menghormati dan menghindari tindakan provokatif di jalan raya. Selain itu, perusahaan penyedia jasa transportasi online juga perlu memperketat proses seleksi dan pengawasan terhadap mitra pengemudinya, guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini