Mobil matic memang menawarkan kemudahan berkendara, tapi jangan sampai lengah! Di balik kepraktisannya, ada beberapa kebiasaan sepele yang tanpa sadar bisa menjadi "biang kerok" alias penyebab utama kerusakan pada transmisi otomatis konvensional. Kerusakan ini tidak terjadi secara instan, melainkan terakumulasi seiring waktu, seperti bom waktu yang siap meledak.

Banyak pengemudi yang merasa aman-aman saja karena mobil tetap bisa melaju, tanpa menyadari bahwa mereka sedang "menggerogoti" umur transmisi maticnya. Apa saja kebiasaan buruk itu?

1. Berhenti di Lampu Merah dengan Posisi Gigi di D (Drive)

Ini adalah kesalahan paling umum yang sering dilakukan. Memang, transmisi matic konvensional dibekali torque converter yang berfungsi seperti kopling fluida. Namun, menahan mobil dalam posisi D saat berhenti akan membuat torque converter terus bekerja.

Akibatnya, oli transmisi menjadi panas dan kampas kopling pada gearbox akan lebih cepat aus karena terus menahan beban. Idealnya, saat berhenti lebih dari beberapa detik, pindahkan tuas transmisi ke posisi N (Netral).

2. Cuek dengan Suhu Mesin

Pengemudi yang baik bukan hanya sekadar bisa mengoperasikan mobil, tapi juga harus peka terhadap kondisi kendaraan. Jika suhu mesin tiba-tiba naik drastis (overheating), jangan diabaikan!

Panas berlebih dari mesin bisa merambat ke transmisi dan memicu malfungsi. Suhu oli transmisi yang terlalu tinggi dapat mempercepat kerusakan komponen internal. Segera cari tempat aman untuk menepi dan periksa penyebab overheating.

3. Terlalu Cepat Pindah Gigi Maju-Mundur (D-R-D-R)

Kebiasaan "ugal-ugalan" saat parkir atau melakukan manuver, dengan terburu-buru memindahkan tuas transmisi dari D ke R (atau sebaliknya) tanpa menunggu mobil benar-benar berhenti, sangat berbahaya bagi transmisi matic konvensional.

Transmisi matic memiliki gearbox yang berisi berbagai komponen rumit. Pindahnya tuas transmisi saat mobil belum berhenti akan memberikan gaya puntir yang besar pada komponen, khususnya sun gear. Lama kelamaan, sun gear bisa aus, bahkan patah.

Intinya:

Merawat transmisi matic tidak hanya soal mengganti oli secara berkala, tapi juga soal bagaimana kita mengoperasikannya. Hindari kebiasaan-kebiasaan buruk di atas agar transmisi matic mobil Anda awet dan terhindar dari kerusakan yang bisa menguras dompet. Berkendara dengan bijak, rasakan perbedaannya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini