Dua merek mobil asal Tiongkok, Wuling dan MG Motor, kini semakin gencar meramaikan pasar otomotif Indonesia. Meski tampak bersaing ketat dalam menawarkan beragam model kendaraan, tahukah Anda bahwa keduanya sebenarnya bernaung di bawah payung perusahaan yang sama?
Ya, kedua merek ini merupakan bagian dari Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC Motor), sebuah perusahaan otomotif raksasa asal China. Namun, hubungan keduanya tidak sesederhana itu. Mari kita telusuri lebih dalam.
Wuling, yang dikenal dengan mobil listriknya Air EV, berada di bawah bendera SAIC-GM-Wuling Automobile Co., Ltd. (SGMW). SGMW sendiri adalah perusahaan patungan yang dibentuk oleh SAIC Motor, General Motors (GM), dan Guangxi Automobile Group. Kemitraan ini menghasilkan sinergi yang kuat, menggabungkan keahlian dari berbagai pihak untuk menciptakan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, termasuk pasar Indonesia.
Di sisi lain, MG Motor memiliki sejarah yang unik. Awalnya merupakan merek mobil legendaris asal Inggris yang berdiri sejak tahun 1924, MG kemudian diakuisisi oleh SAIC Motor pada tahun 2007. Akuisisi ini menjadi titik balik bagi MG, yang kemudian bertransformasi menjadi merek global dengan sentuhan desain Eropa namun diproduksi dan dikembangkan di bawah kendali penuh SAIC Motor di Shanghai, China.
Kehadiran Wuling di Indonesia diawali dengan pendirian PT SGMW Motor Indonesia pada tahun 2015. Investasi besar dilakukan dengan membangun pabrik modern di Cikarang, Bekasi, yang memiliki kapasitas produksi hingga 120.000 unit per tahun. Langkah ini membuktikan komitmen Wuling terhadap pasar Indonesia, tidak hanya sebagai importir, tetapi juga sebagai produsen lokal. Beberapa model Wuling, seperti Confero, Cortez, dan Air EV, kini diproduksi di Indonesia, bahkan sebagian telah diekspor ke negara lain dengan merek Chevrolet Captiva.
MG Motor menyusul Wuling di pasar Indonesia pada kuartal pertama tahun 2020, melalui MG Motor Indonesia. Dengan membawa warisan desain Eropa, MG menawarkan pilihan yang menarik bagi konsumen Indonesia. Sama seperti Wuling, MG juga mengambil langkah strategis dengan mulai merencanakan produksi lokal sejak Februari 2024.
Lalu, apa arti dari kepemilikan SAIC Motor atas kedua merek ini bagi konsumen Indonesia? Pertama, konsumen mendapatkan jaminan kualitas dan teknologi dari perusahaan otomotif raksasa. Kedua, persaingan antara Wuling dan MG mendorong inovasi dan penawaran harga yang lebih kompetitif. Ketiga, kehadiran pabrik lokal menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pasar Indonesia, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Dengan strategi yang berbeda namun didukung oleh kekuatan yang sama, Wuling dan MG Motor terus berlomba untuk merebut hati konsumen Indonesia. Menarik untuk disimak bagaimana kedua merek ini akan terus berinovasi dan berkembang di masa depan.