Transmisi Continuously Variable Transmission (CVT) memang menjadi primadona di mobil-mobil modern. Selain menawarkan perpindahan gigi yang super mulus, CVT juga dikenal irit bahan bakar. Tapi, muncul satu pertanyaan besar: kenapa mobil matik CVT seringkali terasa "ngos-ngosan" saat diajak mendaki tanjakan curam?

Banyak pemilik mobil yang mengeluhkan performa CVT di medan menanjak. Bahkan, tak sedikit yang merasa ragu saat harus melewati jalur pegunungan dengan mobil kesayangannya yang bertransmisi CVT. Apa sebenarnya yang terjadi?

Menurut penjelasan dari beberapa mekanik berpengalaman, salah satu faktor kunci terletak pada desain internal CVT itu sendiri. Konsep dasar CVT adalah menggunakan dua pulley yang dihubungkan oleh sabuk baja (steel belt). Perubahan rasio gigi terjadi secara kontinu, bukan bertahap seperti transmisi otomatis konvensional.

Nah, ukuran pulley dan kekuatan sabuk baja ini sangat berpengaruh. Mobil-mobil dengan CVT yang dirancang untuk efisiensi bahan bakar biasanya menggunakan pulley yang lebih kecil dan sabuk yang lebih ringan. Tujuannya jelas, untuk mengurangi bobot dan gesekan internal, yang pada akhirnya berimbas pada konsumsi BBM yang lebih baik.

Namun, konsekuensinya adalah torsi yang dihasilkan menjadi terbatas, terutama saat dibutuhkan tenaga ekstra untuk menaklukkan tanjakan. Ibaratnya, mobil ini lebih fokus pada lari jarak jauh daripada angkat beban berat.

"CVT dengan pulley dan sabuk yang lebih kecil memang kurang optimal untuk tanjakan. Torsi jadi ‘kedodoran’," ujar seorang mekanik yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, konfigurasi penggerak roda juga memainkan peran penting. Kebanyakan mobil dengan transmisi CVT mengadopsi sistem penggerak roda depan (FWD). Saat menanjak, beban cenderung bergeser ke belakang, sehingga traksi roda depan berkurang. Hal ini semakin memperparah hilangnya tenaga yang dirasakan.

Namun, bukan berarti semua mobil matik CVT identik. Beberapa model, terutama SUV dan mobil-mobil yang lebih besar, telah menggunakan desain CVT yang lebih kuat dengan pulley yang lebih besar dan sabuk ganda (double belt). Desain ini mampu menghasilkan torsi yang lebih besar, sehingga lebih mumpuni saat melibas tanjakan.

Jadi, kesimpulannya, performa mobil matik CVT di tanjakan sangat bergantung pada desain internal CVT itu sendiri dan sistem penggerak roda yang digunakan. Jika Anda sering berhadapan dengan medan menanjak, pastikan untuk memilih mobil dengan spesifikasi CVT yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan hanya terpaku pada keiritan bahan bakar, tapi perhatikan juga kemampuan mobil dalam menghadapi berbagai kondisi jalan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini