Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax per 1 Juli 2025, ternyata tak hanya sekadar angka. Dampaknya langsung terasa, terutama bagi para pemilik skutik gambot seperti Yamaha NMAX dan Honda PCX 160. Kenaikan yang ‘lumayan’ ini membuat banyak pengguna mulai menghitung ulang anggaran bahan bakar mereka.
Harga Pertamax yang kini bertengger di angka Rp 12.500 per liter, naik Rp 400 dari bulan sebelumnya, memang bukan nominal yang fantastis. Namun, jika diakumulasikan dalam sebulan, apalagi bagi mereka yang mobilitasnya tinggi, selisihnya cukup signifikan.
Mari kita bedah lebih dalam. Untuk Yamaha NMAX dengan tangki 7 liter, pengisian penuh kini membutuhkan Rp 87.500. Artinya, ada tambahan Rp 2.800 setiap kali mengisi tangki. Sekilas, mungkin terkesan kecil. Tapi bayangkan jika dalam seminggu Anda mengisi 2-3 kali. Dalam sebulan, pengeluaran ekstra bisa mencapai belasan ribu rupiah.
Bagaimana dengan Honda PCX 160? Skutik dengan kapasitas tangki 8,1 liter ini, membutuhkan dana Rp 101.250 untuk mengisi penuh Pertamax. Selisihnya bahkan lebih besar, mencapai Rp 3.240 dibandingkan bulan Juni. Sebuah ironi, memiliki kendaraan yang nyaman dan premium, tapi harus ‘meringis’ saat mengisi bahan bakar.
Lantas, adakah solusi? Tentu saja. Opsi pertama, beralih ke Pertalite. Dengan harga Rp 10.000 per liter, pengisian penuh NMAX hanya membutuhkan Rp 70.000, atau PCX 160 sekitar Rp 81.000. Jelas lebih hemat, bukan?
Namun, di sinilah dilemanya. Pabrikan umumnya merekomendasikan penggunaan BBM dengan oktan lebih tinggi seperti Pertamax untuk menjaga performa mesin dan efisiensi pembakaran. Pertalite, dengan oktan yang lebih rendah, dikhawatirkan bisa mempengaruhi kinerja mesin dalam jangka panjang.
Opsi kedua, yang mungkin lebih bijak, adalah mengubah gaya berkendara. Hindari akselerasi mendadak, jaga kecepatan konstan, dan rutin melakukan perawatan berkala. Dengan begitu, konsumsi bahan bakar bisa ditekan, dan efek kenaikan harga Pertamax bisa sedikit diredam.
Kenaikan harga Pertamax ini adalah pengingat bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan lebih peduli terhadap lingkungan. Mungkin ini saatnya untuk mempertimbangkan alternatif transportasi lain, seperti sepeda atau transportasi umum, jika memungkinkan. Atau, sekadar lebih sering berjalan kaki. Siapa tahu, selain hemat, kita juga bisa lebih sehat.