Apple, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, dikabarkan telah menghentikan proyek ambisiusnya untuk mengembangkan mobil listrik yang disebut sebagai iCar. Proyek ini telah berlangsung selama satu dekade, namun gagal memberikan kemajuan signifikan. Apa yang menyebabkan Apple menyerah dari persaingan mobil listrik?
Proyek Rahasia yang Tak Kunjung Terealisasi
Apple memang tidak pernah mengumumkan secara resmi mengenai proyek mobil listriknya. Namun, menurut sejumlah laporan, Apple telah mulai mengerjakan proyek ini sejak tahun 2014 dengan nama kode Project Titan. Proyek ini melibatkan sekitar 2.000 karyawan, termasuk insinyur dan talenta terbaik dari industri otomotif.
Apple memiliki visi besar untuk mobil listriknya, yaitu menjadi kendaraan masa depan yang ramah lingkungan, berdesain futuristik, dan dilengkapi dengan fitur-fitur canggih seperti navigasi suara, kemampuan otonom, dan kecerdasan buatan. Apple bahkan dikabarkan telah melakukan uji coba di jalan raya dan berencana untuk meluncurkan produknya pada tahun 2024.
Namun, semua itu kini tinggal mimpi. Pada awal Februari 2024, Apple mengumumkan kepada tim Project Titan bahwa proyek tersebut telah dibatalkan. Sebagian karyawan dipindahkan ke divisi kecerdasan buatan generatif, yang menjadi prioritas perusahaan saat ini. Sementara itu, sebagian lainnya dipecat atau diberhentikan.
Faktor-Faktor yang Membuat Apple Gagal
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kegagalan proyek mobil listrik Apple. Pertama, kurangnya dukungan dari para eksekutif senior perusahaan, yang merasa bahwa proyek ini tidak sesuai dengan inti bisnis Apple. Proyek ini juga dianggap terlalu berisiko, mahal, dan sulit untuk diwujudkan.
Kedua, kenaikan suku bunga tinggi yang menimbulkan kekhawatiran keterjangkauan di kalangan pembeli kendaraan listrik. Hal ini membuat Apple khawatir tentang tantangan profitabilitasnya, mengingat bahwa mobil listrik biasanya dijual dengan harga yang lebih tinggi daripada mobil konvensional.
Ketiga, serangkaian kecelakaan besar yang melibatkan kendaraan otonom, yang menimbulkan keraguan tentang keamanan dan kesiapan teknologi ini. Beberapa contoh kecelakaan tersebut adalah yang menimpa mobil otonom Uber di Arizona pada tahun 2018, yang menewaskan seorang pejalan kaki, dan mobil otonom Tesla di Texas pada tahun 2021, yang menewaskan dua orang penumpang.
Keempat, persaingan yang semakin ketat dari para pemain lama dan baru di industri mobil listrik, seperti Tesla, Xiaomi, Huawei, dan lain-lain. Apple dianggap terlambat masuk ke pasar ini, dan ketinggalan dari segi inovasi, pengalaman, dan reputasi.
Dampak dan Harapan untuk Apple
Pembatalan proyek mobil listrik Apple tentu saja menimbulkan dampak negatif bagi perusahaan. Selain merugi secara finansial, Apple juga kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kreativitas dan kepemimpinannya di bidang teknologi. Apple juga kehilangan kepercayaan dari para investor, pelanggan, dan penggemarnya, yang mungkin merasa kecewa dan tidak puas dengan produk-produk Apple yang ada saat ini.
Namun, bukan berarti Apple tidak memiliki harapan untuk bangkit kembali. Apple masih memiliki produk-produk unggulan lainnya, seperti iPhone, iPad, Mac, Apple Watch, dan Apple TV, yang terus mendominasi pasar dan mendapatkan pujian dari para pengguna. Apple juga masih memiliki divisi kecerdasan buatan generatif, yang diharapkan dapat menghasilkan inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan kualitas dan fungsi produk-produk Apple.
Apple juga masih memiliki kemungkinan untuk kembali ke proyek mobil listrik di masa depan, jika kondisi pasar dan teknologi sudah lebih matang dan menguntungkan. Apple mungkin juga dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain, seperti pabrikan mobil, pemasok komponen, atau regulator, untuk membangun ekosistem mobil listrik yang lebih baik dan lebih aman.
Apple memang telah mengubur mimpinya untuk menyaingi Tesla dengan mobil listriknya. Namun, Apple masih memiliki mimpi-mimpi lain yang dapat diwujudkan dengan keahlian dan sumber daya yang dimilikinya. Apple masih tetap menjadi salah satu perusahaan teknologi terdepan di dunia, yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya.