Banyak pengendara yang suka ngekor konvoi pengawalan, baik itu pengawalan polisi, pejabat, maupun ambulans. Mereka berpikir bahwa dengan ngekor konvoi, mereka bisa menerobos kemacetan dan sampai tujuan lebih cepat. Namun, apakah anda tahu bahwa ngekor konvoi pengawalan itu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan tabrakan beruntun?

Konvoi pengawalan adalah kendaraan prioritas yang diberi hak diskresi oleh polisi untuk melintas di jalan. Konvoi pengawalan biasanya terdiri dari beberapa kendaraan yang berada dalam satu komando dan berkomunikasi satu sama lain. Konvoi pengawalan juga memiliki kecepatan, jarak, dan formasi yang berbeda dengan kendaraan biasa.

Jika anda mencoba ngekor konvoi pengawalan, anda akan mengganggu kinerja dan keselamatan konvoi tersebut. Anda juga akan membahayakan diri anda sendiri dan pengendara lain. Sebab, anda tidak tahu kapan konvoi pengawalan akan berhenti, berbelok, atau menghindari halangan. Anda juga tidak tahu apa yang terjadi di depan konvoi pengawalan. Jika ada sesuatu yang tidak terduga, anda bisa saja menabrak kendaraan di depan anda atau diserempet oleh kendaraan di samping anda.

Banyak contoh kecelakaan yang terjadi akibat ngekor konvoi pengawalan. Salah satunya adalah kecelakaan beruntun yang melibatkan anak musisi Ahmad Dhani, Dul, pada tahun 2013. Dul mengekor konvoi pengawalan pejabat di Tol Jagorawi dan menabrak mobil di depannya. Akibatnya, enam orang meninggal dan beberapa orang luka-luka .

Belum lama ini, di Malaysia juga terjadi kecelakaan beruntun akibat ngekor konvoi pengawalan. Sebuah video viral di TikTok menunjukkan seorang pengendara mobil menabrak mobil patwal yang mengawal konvoi pejabat VIP. Pengendara mobil itu tidak menyadari bahwa konvoi pengawalan itu sedang berhenti karena ada kendaraan lain yang melintas .

Praktisi berkendara yang juga founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan bahwa ngekor konvoi pengawalan itu merupakan budaya yang salah dan harus dihindari. Ia mengapresiasi tindakan polisi yang menegur pengendara Mercedes-Benz yang membuntuti konvoi pengawalan di media sosial. Ia berharap agar pengendara bisa lebih menghormati konvoi pengawalan dan tidak mengambil risiko yang tidak perlu.

"Kenapa itu dilarang? Itu berbahaya sekali. Ketika kita melakukan membuntuti atau sebagai tailgater di belakang suatu rombongan pengawalan, itu sangat berbahaya bagi kita. Karena kita tidak dalam satu komando," kata Jusri.

Jusri menyarankan agar pengendara menjaga jarak aman dengan konvoi pengawalan dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melintas. Jika konvoi pengawalan sudah lewat, pengendara bisa melanjutkan perjalanan dengan normal dan mengikuti aturan lalu lintas.

"Perlu dipahami juga oleh masyarakat, bahwa tabrakan beruntun itu selalu terjadi pada bagian dari satu rangkaian konvoi. Karena tidak ada komunikasi, tidak ketahuan. Masyarakat pun kadang-kadang berpikir saat rombongan terakhir lewat, biasanya diketahui oleh masyarakat pengguna jalan yang lain, biasanya mereka langsung menutup celah. Pada saat yang sama ada tailgater liar di belakang yang berpotensi terjadi kecelakaan," ujar Jusri.

Pelajaran buat yang suka ngekor konvoi pengawalan, jangan sampai menyesal karena mengorbankan nyawa dan harta benda. Lebih baik menghargai hak dan kewajiban sebagai pengguna jalan yang baik dan bertanggung jawab. (Copilot)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini