Suzuki, salah satu merek otomotif yang populer di Indonesia, tidak mau ketinggalan dalam tren kendaraan elektrifikasi. Setelah berhasil memperkenalkan teknologi hybrid ringan atau mild hybrid pada beberapa modelnya, seperti Ertiga, XL7, dan Grand Vitara, Suzuki kini berencana untuk memproduksi mobil full hybrid di Indonesia.

Mobil full hybrid adalah mobil yang bisa berjalan dengan menggunakan mesin bensin dan motor listrik secara bersamaan atau bergantian, tergantung pada kondisi jalan dan kecepatan. Mobil full hybrid juga memiliki baterai yang lebih besar dan bisa diisi ulang dari sumber listrik eksternal. Dengan demikian, mobil full hybrid bisa lebih hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.

Teknologi full hybrid yang akan digunakan Suzuki di Indonesia adalah hasil kerja sama dengan Toyota, salah satu pionir dalam bidang kendaraan elektrifikasi. Di India, Suzuki sudah memiliki dua model mobil full hybrid, yaitu Suzuki Grand Vitara dan Suzuki Invicto, yang merupakan hasil rebadge dari Toyota Kijang Innova Zenix.

Menurut Donny Saputra, Deputy Managing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), teknologi full hybrid adalah tahap lanjutan setelah teknologi mild hybrid. Suzuki juga sudah memiliki roadmap untuk menghadirkan teknologi full hybrid di Indonesia, tetapi belum bisa mengungkapkan kapan waktunya.

"Ini (mild hybrid) stage awal, kemudian hybrid yang lebih advance baru full elektrik. Secara roadmap sudah ada, tetapi saya belum bisa bilang kapan," ujar Donny kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Donny juga menambahkan bahwa Suzuki berusaha untuk menghadirkan teknologi elektrifikasi pada semua model penumpang yang diproduksi di Indonesia, baik yang sudah ada maupun yang akan diperkenalkan. Suzuki ingin memberikan pilihan kendaraan yang lebih efisien tetapi tetap terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

"Yang penting sekarang sih Suzuki berpikir bahwa kue besar dari kebutuhan dan daya beli masyarakat kita ada di kisaran Rp 300 jutaan. Kita menyasar itu, karena dengan harga yang terjangkau itu bisa dibeli oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Dan kita juga tidak ada ketergantungan dengan infrastruktur," kata Joshi Prasetya, Dept. Head Strategic Planning PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), kepada detikOto, di Bogor, Jawa Barat.

Joshi menjelaskan bahwa teknologi mild hybrid yang saat ini digunakan Suzuki sudah cukup memberikan efisiensi bahan bakar sekitar 15 persen, tanpa perlu baterai yang besar dan mahal. Teknologi mild hybrid juga tidak memerlukan infrastruktur khusus, seperti stasiun pengisian listrik, yang masih kurang tersedia di Indonesia.

"Kenapa pakainya Suzuki (mild) hybrid padahal di luar ada full hybrid dan sebagainya? Karena memang Suzuki melihat bahwa harga baterai itu masih belum ekonomis di dunia. Semakin besar baterai, itu semakin mahal. Mengambil persentase harga kendaraan lebih besar dibanding dengan yang konvensional. Dan maintanance juga lumayan pada saat pergantian nanti. Belum disposal-nya (limbah baterai). Suzuki juga ada komitmen terhadap lingkungan," jelas Joshi.

Namun, Suzuki tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan mobil full hybrid di Indonesia, jika kondisi pasar dan regulasi sudah mendukung. Suzuki juga mengaku siap bersaing dengan merek-merek lain yang sudah lebih dulu memasarkan mobil full hybrid di Indonesia, seperti Toyota, Honda, dan Hyundai.

"Kami siap bersaing, karena kami punya keunggulan tersendiri. Kami punya teknologi yang sudah teruji dan terpercaya. Kami juga punya jaringan dealer yang luas dan pelayanan purna jual yang baik. Kami yakin bahwa mobil full hybrid Suzuki akan diminati oleh masyarakat Indonesia," tutur Donny.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini