SUKOHARJO, KOMPAS.com – Turbocharger merupakan komponen penunjang mesin untuk menambah tenaga tanpa harus mengubah kapasitas mesin. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dengan memampatkan jumlah udara masuk melalui turbin sehingga volume udara menjadi lebih banyak dan padat. Namun, ada beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempercepat kerusakan turbocharger pada mobil. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh pemilik mobil dengan mesin turbo:
-
Kualitas Oli Mesin: Turbocharger membutuhkan pelumasan yang baik untuk mengurangi friksi panas. Jika pengguna sering telat mengganti oli mesin, turbocharger dapat mengalami masalah karena kurangnya pelumasan dan pendinginan yang baik. Oli mesin juga berperan sebagai zat pendingin di area rumah turbocharger.
-
Sistem Pendinginan: Ada dua sistem pendingin pada turbocharger, yaitu memanfaatkan air radiator dan oli mesin. Jika kualitas air radiator tidak diperhatikan, ada potensi sistem pendinginan tersumbat karena kotoran dan sejenisnya. Penggantian coolant dan oli mesin secara teratur dapat menjadi langkah perawatan turbocharger yang baik.
-
Mematikan Mesin Saat Turbo Masih Panas: Kebiasaan mematikan mesin saat turbo masih panas dapat memperpendek usia turbocharger. Sebaiknya, mobil dikemudikan dengan santai dan tidak perlu bejek pedal gas ketika sudah dekat tempat tujuan.
-
Viskositas Oli yang Tidak Sesuai: Oli yang terlalu kental dapat mempengaruhi ritme kerja turbocharger. Tekanan yang dihasilkan menjadi tidak stabil, dan banyak komponen tidak terlumasi dengan baik.
-
Usia Pakai Mobil: Semakin tua mobil, semakin besar risiko kerusakan pada turbocharger. Perawatan yang teratur sangat penting untuk menjaga kinerja turbocharger.
Ingatlah bahwa perbaikan turbocharger pada mobil tidak murah. Oleh karena itu, pemilik mobil dengan mesin turbo sebaiknya menghindari kebiasaan buruk dan melakukan perawatan secara teratur untuk memperpanjang usia turbocharger.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda! 😊
