Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang polisi pengawal yang menegur pengendara Mercedes-Benz yang mencoba membuntuti iring-iringan pengawalan pejabat. Polisi tersebut mengatakan bahwa tindakan pengendara itu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan tabrakan beruntun.

Video itu diunggah oleh akun TikTok escort79 pada Senin (5/2/2024). Dalam video tersebut, tampak polisi pengawal sedang melakukan pengawalan terhadap salah satu kendaraan pejabat dari Departemen Dalam Negeri yang sedang bertugas. Namun, mobil Mercedes-Benz berwarna putih mencoba membuntuti di belakang mobil yang dikawal itu.

Polisi pengawal menegur pengendara Mercy itu berkali-kali. Namun, pengendara Mercy tetap ngeyel mengekor di belakang mobil yang dikawal. Sampai akhirnya, polisi pengawal memaksa pengendara Mercy itu berhenti. Polisi itu turun dari motor patwalnya dan memberikan teguran kepada pengendara Mercy.

"Kok ngikut? Kenapa ngikut? Kalau kamu ketabrak siapa yang tanggung jawab? Ya, jangan kayak gitu. Nikmati aja. Kalau ini ada acara Departemen Dalam Negeri. Ayo mau ikut? Kamu saya masukin nanti ke acaranya, ganti baju Korpri, mau? Nggak kan? Nikmati ya, liburannya nikmati," kata polisi tersebut kepada pengendara Mercy.

Menurut praktisi berkendara yang juga founder dan instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, ada risiko besar ketika pengendara umum mencoba membuntuti konvoi pengawalan. Salah satunya bahkan bisa menyebabkan tabrakan beruntun.

"Bahkan sesama anggota dalam satu rangkaian saja itu sering sekali terjadi kecelakaan. Bahkan melibatkan bupati, pejabat daerah, itu pernah kejadian-kejadian seperti itu," kata Jusri kepada detikOto.

Jusri menyebut, mengekor di belakang kendaraan prioritas merupakan budaya yang salah. Kejadian serupa tak hanya membuntuti konvoi yang dikawal, bahkan kendaraan darurat semacam ambulans dan pemadam kebakaran pun dibuntutinya untuk menerobos kemacetan.

"Kenapa itu dilarang? Itu berbahaya sekali. Ketika kita melakukan membuntuti atau sebagai tailgater di belakang suatu rombongan pengawalan, itu sangat berbahaya bagi kita. Karena kita tidak dalam satu komando," jelas Jusri.

Jusri menambahkan, tabrakan beruntun itu selalu terjadi pada bagian dari satu rangkaian konvoi. Karena tidak ada komunikasi, tidak ketahuan. Masyarakat pun kadang-kadang berpikir saat rombongan terakhir lewat, biasanya mereka langsung menutup celah. Pada saat yang sama ada tailgater liar di belakang yang berpotensi terjadi kecelakaan.

"Perlu dipahami juga oleh masyarakat, bahwa tabrakan beruntun itu selalu terjadi pada bagian dari satu rangkaian konvoi. Karena tidak ada komunikasi, tidak ketahuan. Masyarakat pun kadang-kadang berpikir saat rombongan terakhir lewat, biasanya mereka langsung menutup celah. Pada saat yang sama ada tailgater liar di belakang yang berpotensi terjadi kecelakaan," katanya.

Jusri menyarankan agar pengendara umum menghormati kendaraan prioritas yang sedang melakukan tugasnya. Jangan mencoba membuntuti atau menyalip konvoi pengawalan. Jika ada kendaraan prioritas yang mendekat, sebaiknya beri jalan dan jaga jarak aman.

"Kalau ada kendaraan prioritas yang mendekat, kita harus memberikan jalan. Kita harus menghormati mereka yang sedang melakukan tugasnya. Jangan mencoba membuntuti atau menyalip konvoi pengawalan. Itu sangat berbahaya. Kita harus jaga jarak aman dan mengikuti aturan lalu lintas," ujarnya.

Demikian artikel yang saya buat tentang topik yang anda berikan. Semoga anda menyukainya. Terima kasih. 😊

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini