Apple, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka membatalkan rencana untuk mengembangkan mobil listrik. Proyek yang diberi nama Titan itu dikabarkan telah ditutup dan ratusan karyawan yang terlibat di dalamnya dipindahkan ke divisi lain atau dipecat.
Keputusan Apple ini mengejutkan banyak orang, terutama para eksekutif pabrikan mobil listrik di China, yang merupakan pasar terbesar untuk kendaraan ramah lingkungan ini. Beberapa di antara mereka mengungkapkan reaksi mereka di media sosial Weibo, yang merupakan platform populer di China.
Salah satu yang paling kaget adalah Lei Jun, pendiri dan CEO Xiaomi, yang juga merupakan produsen smartphone terbesar ketiga di dunia. Xiaomi sendiri telah mengumumkan minatnya untuk membuat mobil listrik pada tahun 2021 dan menyebut upaya itu sebagai "kewirausahaan terakhir dalam hidupnya".
Lei Jun mengatakan bahwa dia memahami betapa sulitnya membuat mobil, tetapi dia tetap berkomitmen dengan strateginya untuk membangun mobil listrik. Dia juga menambahkan bahwa dia sangat menghormati Apple sebagai perusahaan inovatif dan berharap mereka bisa terus berkembang di bidang lain.
Reaksi lain datang dari Li Xiang, pendiri dan CEO Li Auto, salah satu pabrikan mobil listrik terkemuka di China. Li Xiang menyatakan bahwa dia setuju dengan langkah Apple untuk mengalihkan fokusnya ke kecerdasan buatan (AI), yang menurutnya merupakan hal utama di berbagai perangkat, layanan, aplikasi, dan transaksi.
Li Xiang berpendapat bahwa AI akan menjadi pertarungan yang menentukan di dunia teknologi dan Apple harus tetap berada di posisi teratas. Dia juga menyarankan bahwa jika Apple berhasil menghadirkan AI ke konsumen pada umumnya, maka Apple bisa menjadi perusahaan bernilai 10 triliun dolar AS. Namun, jika gagal, nilai perusahaan ini bisa turun menjadi 1 triliun dolar AS.
Sementara itu, He Xiaopeng, pendiri dan CEO Xpeng, juga salah satu pabrikan mobil listrik terkemuka di China, mengaku cukup terkejut dengan keputusan Apple tersebut. He Xiaopeng sebelumnya sudah memprediksi bahwa kompetisi mobil listrik akan semakin ketat dengan adanya pabrikan baru yang masuk ke pasar, termasuk Apple.
Untuk menghadapi persaingan itu, Xpeng berencana untuk merekrut 4.000 pekerja baru tahun ini dan merilis 30 mobil listrik baru dalam tiga tahun ke depan. He Xiaopeng juga mengatakan bahwa dia menghargai keberanian Apple untuk mencoba hal-hal baru dan berharap mereka bisa menemukan kesuksesan di bidang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, China memang telah menjadi pemain utama dalam industri mobil listrik, dengan menguasai sekitar 40 persen dari penjualan global. Beberapa pabrikan China, seperti BYD, Nio, dan Geely, juga telah menunjukkan kemampuan mereka untuk bersaing dengan merek-merek terkenal seperti Tesla, Volkswagen, dan Toyota.
Adapun rencana Apple untuk membuat mobil listrik sendiri telah beredar sejak tahun 2014, ketika mereka membentuk tim khusus yang diberi nama Titan. Tim ini dikabarkan telah melakukan berbagai penelitian, desain, dan pengujian untuk menciptakan mobil listrik yang canggih, elegan, dan pintar, sesuai dengan citra Apple.
Namun, proyek ini juga mengalami berbagai kendala, mulai dari pergantian kepemimpinan, perubahan strategi, hingga kesulitan mencari mitra produksi. Beberapa perusahaan otomotif, seperti Hyundai, Kia, dan Nissan, dikabarkan sempat berunding dengan Apple, tetapi tidak ada kesepakatan yang tercapai.
Akhirnya, pada awal Februari 2024, Apple memutuskan untuk menghentikan proyek Titan dan mengumumkannya kepada tim yang beranggotakan sekitar 2.000 orang. Sebagian dari mereka dipindahkan ke divisi AI generatif, yang menjadi prioritas Apple saat ini, sementara sebagian lainnya dipecat.
Apple sendiri belum memberikan pernyataan resmi mengenai pembatalan proyek mobil listrik ini. Namun, menurut sumber yang tidak mau disebutkan namanya, keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Apple tidak menemukan partner yang cocok dan bahwa mobil listrik bukanlah bisnis yang menguntungkan bagi perusahaan.
