Kecelakaan bus masih menjadi perhatian serius di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan insiden terbaru yang terjadi di Simalungun, Sumatera Utara, dimana sebuah bus terbalik dan menyebabkan 10 orang luka-luka, menjadi penting untuk mengevaluasi solusi yang dapat mengurangi kejadian serupa di masa depan.

Upaya Pabrikan: Teknologi Keselamatan Aktif

Pabrikan bus, seperti Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), telah mengambil langkah proaktif dengan membangun fasilitas uji KIR untuk menekan angka kecelakaan truk dan bus. Selain itu, pabrikan lain seperti Mercedes Benz telah memperkenalkan sasis baru dengan fitur keselamatan aktif, seperti Air Brake Assist (ABA) 5, yang dapat mengerem otomatis jika mendeteksi potensi bahaya di depan kendaraan.

Tindakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)

MTI telah menyoroti pentingnya fitur keselamatan seperti sabuk pengaman dalam angkutan umum. Mereka mendorong pemerintah untuk mewajibkan penggunaan sabuk pengaman, yang dapat mengurangi fatalitas saat terjadi kecelakaan. MTI juga mengungkapkan bahwa banyak bus yang beroperasi tanpa izin yang sah, menunjukkan perlunya peningkatan pengawasan dan penegakan hukum.

Kesimpulan

Dengan adanya teknologi keselamatan aktif dari pabrikan dan tindakan preventif dari MTI, diharapkan dapat terjadi penurunan signifikan dalam angka kecelakaan bus. Namun, kesadaran dan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, operator bus, dan masyarakat, adalah kunci untuk mencapai tujuan ini.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini