Mitsubishi Fuso, salah satu merek truk dan bus ternama di dunia, belum menjual sasis bus besar di Indonesia. Padahal di negara asalnya, Jepang, Mitsubishi Fuso menjual bus besar sepaket dengan body-nya. Apa alasan di balik keputusan ini?

Menurut Sales and Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Aji Jaya, pihaknya saat ini masih mempelajari pasar bus besar dan juga secara internal melakukan studi tentang bisnis di segmen tersebut. KTB adalah agen pemegang merek (APM) Mitsubishi Fuso di Indonesia.

"Sampai saat ini kita masih fokus di segmen mikrobus di kelas enam ban dan empat ban, dimana kita masih menjadi market leader di sana. Kita mau keep, mau menjaga posisi itu baru setelah itu secara pararel mempelajari potensi yang ada di kelas lebih besar," kata Aji di Jakarta, Jumat (8/3/2024) .

Aji menjelaskan, saat ini KTB sedang fokus di segmen light duty (LDT), yang meliputi Canter Bus, Canter FE 71, Canter FE 71 L, Canter FE 71L BCL NC, dan Canter FE 84G BC. Semua produk ini masih dalam jajaran bus mikro, yang memiliki kapasitas penumpang kurang dari 30 orang.

"Jadi saat ini seperti Canter Bus itu segmennya LDT, nah saat ini kami sedang fokus di segmen ini, karena di segmen mikrobus yang enam ban, Canter Bus empat ban, itu sampai saat ini Alhamdulillah kita menjadi market leader," ujar Aji .

Aji menambahkan, dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol yang dilakukan pemerintah saat ini, dapat menghubungkan banyak daerah, karena itu kebutuhan transportasi bus untuk pariwisata pastinya akan terus meningkat. Namun, KTB masih melihat peluang lebih besar di segmen bus mikro, yang lebih fleksibel dan ekonomis.

"Buktinya terlihat dari data penjualan yang terus menjanjikan di segmen itu, walaupun sudah ada pemainnya, kami di KTB akan memanfaatkan peluang itu, dan itu sangat berpotensi menurut kami," ungkap Aji .

Di sisi lain, di Jepang, Mitsubishi Fuso Truck and Bus (MFTBC) menjual bus besar di antaranya Rosa, Aero Star, Aero Queen, dan Aero Ace. Bus-bus ini memiliki kapasitas penumpang lebih dari 30 orang, dan bahkan ada yang mencapai 60 orang. Bus-bus ini juga dilengkapi dengan teknologi canggih, seperti sistem pengereman otomatis, kamera 360 derajat, dan suspensi udara .

Namun, untuk membawa bus-bus besar ini ke Indonesia, KTB harus mempersiapkan banyak hal, mulai dari regulasi, infrastruktur, hingga pelayanan purna jual. Hal ini diakui oleh Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril, yang juga belum menjual bus besar di Indonesia.

"Setelah kita evaluasi kita belum siap melayani pengguna big bus karena penanganan berbeda. Di internal kita melihat teknologi dan mechanical-nya berbeda," ucap Attias di Jakarta beberapa waktu lalu .

Selain itu, pasar bus besar di Indonesia juga belum terlalu besar, dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti India atau China. Menurut data retail Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang tahun 2023, bus berhasil terdistribusi sebanyak 5.369 unit atau sekitar 6 persen dari total pasar nasional .

Dengan kondisi seperti ini, Mitsubishi Fuso masih memilih untuk fokus di segmen bus mikro, yang sudah terbukti menjadi andalannya di Indonesia. Namun, bukan berarti KTB menutup kemungkinan untuk menggarap bus besar di masa depan, jika pasar dan infrastruktur sudah siap.

"Bagaimana potensi Mitsubishi di bus besar? Tentunya kami masih mempelajari pasarnya dan juga secara internal melakukan studi tentang bisnis di segmen ini. Sampai saat ini kita masih fokus di segmen mikrobus di kelas enam ban dan empat ban. Di mana kita masih menjadi market leader di sana. Kita mau keep, mau maintain posisi itu, baru setelah itu secara pararel mempelajari potensi yang ada di kelas lebih besar," tutup Aji .

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini